Aku harus pintar membaca bahasa tubuhmu. Tidak melulu karna aku menuntut kata-kata manis yang mestinya kau ucapkan untukku. Ya, aku harus memahamimu sampai tuntas, bukan lantas menjudge keminimalisan kata yang kau lontarkan itu suatu ketidakpedulian. Salah besar! Baru bisa kumengerti saat semua berlalu, dan sayang itu membesar justru di saat aku benar-benar ingin menyelamimu.
Mungkin kau terlanjur kecewa denganku, aku yang terlalu tuli untuk mendengar semua yang kau utarakan. Dan sekarang semua pun benar-benar tlah sirna. Baru aku sadari.
Ahhh,, kenapa penyesalan itu selalu saja ada di saat terakhir, kenapa semua terlambat diperbaiki sebelum benar-benar hancur?
Ingin rasanya memutar waktu sekali lagi, membangun diri dan mengubah semua menjadi lebih baik lagi. Adakah kesempatan itu untukku?
Mungkin inilah sedikit gambaran rasaku tentangmu, tentang cinta..
penyesalan memang selalu ada di akhir...tidak akan pernah ada di depan...saat kita sudah menyadari bahwa kita terlambat...alangkah lebih bijaksana jika kita bisa mensyukuri yang pernah ada, kebersamaan bersama dia, menikamati alam bersama dia, dan hal-hal yang pernah kita lakukan bersama dia...jadikanlah hal-hal itu sebagai sebuah anugerah yang pernah menghampiri kita...lalu bila ada waktu ingatlah lagi hal itu dan tersenyumlah...salam embun!!
BalasHapushhehehe,,sekejap berlalu,,sudah itu pergi.
BalasHapustp bekasnya meninggalkan kenangan yg sangat menyenangkan..terima kasih atas komen pertamanya mbak Berty....