Sabtu, 17 Maret 2012

Bapak,, Masihkah Rindu Ini Untukmu?

Mungkin sebagai anak,, aku tidak tahu diuntung karena pernah dibesarkan keluarga dan sekarang justru membenci bapak. Entahlah,, kenapa aku harus dihadapkan pada kekecewaan yang luar biasa besar. Aku sadar aku salah,, tapi aku belum mampu menghapus semua kebencian yang terlanjur mengakar ini. Tuhan,, ampuni kekhilafanku ini.

Aku sedang belajar untuk hidup sendirian,, mencoba untuk tidak membutuhkan kalian. Meski ini akan sangat sulit dan sepertinya aku melakukan kebodohan. Tapi aku sudah terusir,, dan rasa sakit hati itu sangat teramat dalam dan perih.

Sayangnya,, tetap saja kerinduan itu muncul. Semakin hari,, aku ingin pulang ke rumah. Ingin melihat wajah ibu yang semakin menua dan keriput. Dan lagi-lagi rasa gengsiku yang menang. Untuk apa aku pulang ke rumah kalau hanya untuk merasakan kembali luka yang bahkan belum mengering ini? Aku masih membesarkan kebencian yang seharusnya mungkin dimusnahkan saja.

Siapapun kamu,, tolong bantu aku. Tak ingin menjadi anak durhaka pada bapak sendiri. Meskipun aku membencinya,, terkadang aku masih berharap bahwa dia baik-baik saja dan sehat.

Jumat, 16 Maret 2012

Menjaga Kualitas Hubungan

Kita jauh, kita berbeda, dan tentu saja tak sama. Terlalu banyak penghambat kalau boleh dibilang. Tapi apakah akan menyerah begitu saja? Setelah apa yang kita alami bersama, aku yakin rasa kita tetap terjaga utuh... Ya,,bisa terlihat dari umur hubungan kita yang sudah cukup lama kalau hanya sekedar bersenang-senang.

Masih ingat sekali ketika banyak kesalahpahaman yang terjadi di awal hubungan. Bagaimana aku harus berjuang memahamimu, menantimu, dan menjaga rasamu. Sampai pada akhirnya kau memutuskan untuk menyudahi semuanya. Sakit,, itu sangat jelas menampar batinku. Dan aku mencoba berbesar hati karena waktu itu aku sadar,, kau tak sepenuhnya menyayangiku.
Setelah melewati situasi itu,, aku tak lantas pergi dari hidupmu. Masih mencoba untuk peduli,, karena aku tak bisa sekejap melupakan rasa sayang yang mulai muncul kala itu. Ya,, ternyata aku benar-benar mencintaimu dan akan memperjuangkan itu semua.

Seiring berjalannya waktu, perubahan-perubahan sikapmu mulai terasa. Kau begitu peduli dan tak se"dingin" dulu lagi. Sampai sekarang,, aku semakin yakin bahwa kau juga menyayangiku. Meski tak diungkapkan,, tapi rasaku kuat akan hal itu. Terima kasih sayang,, terima kasih sudah mau membaca buku kehidupanku. Pelan-pelan saja, biar kau langsung paham tanpa harus membaca berulang kali.


Sekarang,, mari kita berjuang menyelesaikan apa yang telah kita mulai di kehidupan kita. Lalu memikirkan impian-impian masa depan kelak. Karena mau tak mau,, kita tertuntut untuk mendewasakan semua hal yang kita jalani bersama.

Cinta tidak harus sakit pada akhirnya. Bagaimana kita dapat memaknai keindahannya dan berjuang untuk kebahagiaan, serta menjaga kualitas hubungan. Karena status tanpa hubungan berkesan hambar, dan hubungan tanpa status itu menyakitkan.